Jumat, 16 Juli 2010

GODRI

godri ali godri minggok sari
liwa lawa tellu minten sokon
si goddek ma’ si godde jadi kodok
kodok dangku enak dangku sedang
dangku ria rio
jadi kodok

By : Kangean

JUJUMPOK

jujumpok-jujumpok
ghebbir ghettak ogem
kaninnian kata’ iyong
jareggak jaregghem
seda sedo
makna bhusa kekkek embhi’
kalema mella’ ngeddhem


By : Kangean

SAMPAI DIAMANA

Senyummu di sebilah pedang

Yang terhunus dari tatapan dan

Percikan bulu mata serta

Aliran air mata


Kapan di semai duka lidah

Tak jangan sampai di sebar

Ala cinta sang pujangga sepi

Di semilir suara kalbu

Di semarak teriakan maut

Tak berjumpa di sekalian tempat


By: regal jal-jol

SINGGASANA TAK BERATAP

Mungkin kelu diantara dua bayangan

Mungkin jemu meramai rasa damai

Ditengah hujan tak berpayung

Ditengah rindu tak pernah bertandang

Walau sendiri dipenantian menghujam


By: Regal jal-jol

DARI MANA

Darimana kau berkata

Dari langit kemana lagi

Dari rindu tiada lagi

Dari suri mungkin mati


Darimana kau menghunus

Dari cinta sebatas pena

Mengusir lelah agar tiada

Mengusir penat biar bermakna


Darimana engkau kemana

Sehati mungkin

Sehati sajalah

Biar tak bercanda ataupun tertawa

Selangkah sajalah

Biar tak capek di usir jejak


Darimana engkau menangis

Melebur musang hingga kemarau

Seharusnya hujan dirindu sebelah

Yang kau tanyakan dilubang semut

Untuk menanyakan kemana sihilang

Kapan kembali si ada

Untuk Cuma itu

Bukan yang lain dari

Ketiadaan


By: Regal jal-jol

MAINAN MALAM

tua renta dalam bayangan
mengusik pena pada rindu
tak terbias pada makna
atau ku biarkan ini

tika saat pada hantu
tak datang jemput waktu
hanya terkadang bila aku
putih menantang pada jemu

tua renta pada tanggal yang palsu
mengusik hari tak terbilang
tak terbias malaikat rasa
atau ku biarkan ini

hanya aku tak rela diri
saat aku pasrah diri
mulai saat sepi
dari waktu hingga kini

tua renta mahligai itu
mengusik langkah mulai lapuk
tak terbias sedikitpun sinar
atau kubiarkan ini

biar semua ini. biar
agar aku tak jadi mekar
tak tertinggal pada binar
yang memaksa untuk ingkar

By: Regal jal-jol

SARAT AKAN MAKNA

sejak pemanis jujur
sejak lumrah bicara
harus menupang
kesejatian sementara
kalut sejenak
mengusap kening
di kediaman malaikat
yang harus mengusik

jangkrik dan lalat


By : Regal jal-jol

MUNGKIN

Mungkin berharap

Mungkin rebana

Mungkin suasana

Mungkin gendangnya

Mungkin merana

Mungkin gitarnya

Mungkin gempa

Mungkin suara


Atau saja jurusnya

Atau saja mantranya

Atau saja sayapnya

Atau saja pedangnya

Atau saja petirnya

Atau saja bajunya

Atau saja manusianya


Bisa jadi tua

Bisa jadi muda

Bisa jadi hela

Bisa jadi rupa

Bisa jadi dua

Bisa jadi lima

Bisa jadi ada


Tanpa harus memaksa

Tanpa harus ngelaba

Tanpa harus menyita

Tanpa harus bersila

Tanpa harus tertawa

Tanpa harus memuja

Tanpa harus meraba

Tanpa harus bicara


By: Regal jal-jol

KEAGUNGAN NAMA DALAM LEMBARAN

Telah kau ciptakan

1 lembaran seribu lembaran

Dari A sampai Z

Dari Alif sampai ya’

Terhitung dengan benar

Tersusun begitu rapi

Tertata begitu apik

Tiada lagi keraguan di dalamnya


Al-kitab

Membumbung paling tinggi

Satu nama mulai muncul

Masih ada nama yang lain

Pengagungan dari kata dan asmaMu


Al-furqan

Lagi-lagi kata pembeda

Yang memnbedakan perbedaan

Pada hakikatnya tidak pernah beda

Perbedaan yang sama

Untuk menyatukan kata kalimat

Dalam lembaranMu


Adz-dzikir

peringatanMu selalu memantau

dari huruf yang tersusun

dalam lembaran kebijakan aturanMu

untuk aku mengingat

bersandar menghapus keringat

dari hitamnya irama nafas hidup

yang melang-lang fragmentasi

aroma pelangi surga


huruf-huruf ajaib

serukan karisma ketuhanan

melalui pilihan-pilihan nama

untuk sang kesatria tuhan

guna kehidupan kekal

dari aturan sakral adanya

melalui nabi utusan

di nobatkannya kata indah

untuk manusia kita


By : Regal jal-jol

MALAM KALI PERTAMA


lewat gulungan tembakau

aku kepulkan asap hijau

sambil meneguk secangkir

minuman rasa anggur

aku berfikir dalam hati

sambil menggaruk betis sampai ke kaki


tidak lupa alat tulis di jari

mengisi lembaran-lembaran sepi

aku berfikir dalam hati

lewat gulungan tembakau itu

menuliskan kepulan asap hijau

mengisi lembaran-lembaran sepi


lewat gulungan tembakau

aku meng hadap ke timur

memikirkan betapa karyaku

mampu mengusung tandu para serdadu

yang gugur melampiaskan bejatnya nafsu


By : Regal jal-jol